Jumat, 30 Desember 2016

Sistem Pencernaan ( Mulut dan Esofagus)

PENCERNAAN PADA MULUT DAN ESOFAGUS
    A.      Mulut

Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dengan faring.  Mulutterdiridari:
a.       Vestibulum oris : bagian diantara bibir dan pipi di luar, gusi dan gigi bagian dalam. Bagian atas dan bawah vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir, pipi dan gusi. Pipi membentuk lateral vestibulum, disusun oleh M.Buksinator, dilapisi oleh membrane mukosa. Sebelah luar M.Buksinator ditutupi oleh fasia bukofaringealis, berhadapan dengan gigi molar kedua. Bagian atas terdapat papilla kecil tempat bermuaranya duktus glandula parotis.
b.      Kavitasoris propia : bagian diantara arkus alveolaris, gusi, dangigi, memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum (palatumkeras) bagian depan, palatum mole (palatum lunak), bagian belakang.
Pencernaan di dalam mulut dibagi menjadi:
1.       Pencernaan Mekanis, merupakan proses mengunyah dan gerakperistaltik.
2.       Pencernaan Kimiawi, merupakan proses yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usushalus, kantung empedu, dll.
Bagian-bagian mulut :
1.        Gigi
Gigi dan geraham terletak daam alveolus dentalis dari tuang maksila dan mandibula. Gigi mempunyai satu akar, sedangkan geraham memiliki 2 sampai 3 akar. Pada ujung akar gigi terdapat foramen apikalis tempat masuk ke kanalis akar gigi menuju kavum pulpitis. Akar gigi ditutupi oleh semen yang berhubungan dengan alveolus dentis melalui membrane periodentalis. Dentin merupakan bagian terbesar dari gigi yang dilapisi email.
Fungsi gigi adalah mengunyah makanan, pemecah partikel besar ke partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan dengan tujuan menghancurkan makanan, melicinkan, dan membasahi makanan yang kering dengan saliva serta mengaduk makanan sampai rata.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dibedakan menjadi :
a.       Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk memotong dan menggigit.
b.      Gigi taring atau Caninus (C)  yang memiliki fungsi untuk menyobek.
c.       Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan makanan.


      2.       Lidah
Terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakkan makanan ke segala arah.
Bagian-bagian lidah yaitu :
a.       Pangkal lidah (radik lingua)
     Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat anak lidah (epiglotis) yang berfungsi menutup jalan pernapasan pada waktu menelan, supaya makanan tidak masuk ke jalan pernapasan.
b.      Panggal lidah (dorsum lingua)
    Terdapat puting-puting  pengecap untuk menentukan rasa makanan. Pada dorsum lingual terdapat jonjot-jonjot kecil sebagai puting pengecap terdiri dari :
-             Papilla filiformis  yang tersebar pada seluruh permukaan lidah
-             Papilla fungiformis terdapat pada tepi lidah bagian apeks
-             Papilla sirkumvalate di depan sulkus terminalis lidah
-             Papilla foliatae tepi samping posterior lidah
c.       Ujung lidah (apeks lingua)
    Membantu membalikkan makanan, proses berbicara, merasakan makanan yang dimakan, dan membantu proses menelan.
Lidah membantu mengatur penempatan makanan sehingga dapat dikunyah oleh gigi atas dan gigi bawah. Selain itu lidah juga membantu mencampur makanan dan menelan makanan. Pada lidah terdapat banyak reseptor yang berfungsi sebagai alat pengecap atau perasa sehingga lidah dapat merasakan rasa manis, asin, pahit, dan asam.
        3.        Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mucus ke dalam mulut, membasahi dan melumas partikel makanan sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung dua enzim pencernaan, yaitu lipase lingua untuk mencerna lemak dan enzim ptyalin/amylase untuk mencerna tepung. Kelenjar ludah terdiri dari :
a.       Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris) : terdapat di bawah rahang atas bagian tengah. Salurannya bernama duktus wartoni yang bermuara pada rongga mulut dekat frenulum lingua.
b.      Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingual) : terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga mulut dan bermuara di dasar rongga mulut.
c.       Kelenjar parotis : terletak di bawah bagian depan telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula. Salurannya bernama duktus stensoni keluar dari grandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi (m.buksinator). sekresi saliva normalnya setiap hari 1000-1500 ml.
Sekresi saliva dikendalikan melalui refleks tidak bersyarat dari lidah, esofagus, lambung, dan usus halus sebelah atas dan refleks syarat daerah korteks serebri dengan perantaraan melihat, mendengar, dan memikirkan makanan. Dengan perangsangan saraf simpatis sekresi saliva menjadi encer, volume menjadi besar, dan kandungan bahan organik sedikit disertai vasodilatasi pada kelenjar.
Fungsi saLiva :
a.   Fungsi mekanis : mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah ditelan dan mendinginkan makanan.
b.      Fungsi kemis : melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan. Misalnya, butira gula dalam mulut yang larut oleh saliva.  Saliva juga memantau gigi-gigi yang menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.
Apabila ada makanan dalam mulut terjadi rangsangan refleks otot-otot untuk menggerakkan mandibula. Otot yang berfungsi adalah :
a. M.elevator yang mengangkat rahang : proyektornya M. masseter  dan M. pterigoideus, retraktornya M. temporalis
b.   M. depressor yang menurunkan rahang : proyektornya M. pterigoideus eksternus dan M. digastrikus, retraktor: M. milohioideus dan M.geniohioideus
Kerja sama otot pengunyah dengan otot lidah dan pipi sangat penting dalam proses mengunyah yang efisien untuk membentuk bolus (makanan setengah cair) yang ditelan. Gerakan ritmik mengunyah dikendalikan oleh saraf somatik menuju otot mulut dan rahang. Gerakan mengunyah secara refleks diaktifkan oleh tekanan pada makanan terhadap gusi, gigi, palatum durum, dan lidah. Kebanyakan otot pengunyah dipersarafi oleh cabang saraf otak V (N. trigeminus) dan dikontrol oleh otot belakang.

           




 B. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan panjangnya (kira-kira 12cm), terbentang tegak lurus antara basis kranii setinggi vertebrae servikalis VI, ke bawah setinggi tulang rawan krikoidea. Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar), organ terpenting di dalamnya adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar imfe yang banyak mengandung limfosit. Untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, menyaring, dan mematikan bakteri/mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernapasan.
Faring terdiri atas:
a.       Nasofaring (pars nasalis) : Bagian superior yang menghubungkan hidung dengan faring. Bagian samping terdapat muara apertura tuba auditorius (eustaschi) yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Bagian belakang atap dibentuk oleh lengkung tulang oksis oksipitalis. Lapisan mukosa dinding belakang berlipat-lipat. Banyak ditemukan limfoid yang disebut tonsila faringeal.
b.      Orofaring (pars oralis) : Bagian media yang menghubungkan rongga mulut dengan faring. Pada bagian samping ditemukan jaringan limfoid (tonsila palatina) tersembunyi dalam lekuk fossa tonsilaris. Tonsil palatine adalah jaringan imfoid dalam bentuk gepeg dapat dilihat dengan mudah melalui mulut terbuka pada dinding samping, dilapisi oleh kapsul dan melekat secara longgar pada M. konstruktor superior faring. Tonsila platina, tonsila faringeal, dan tonsila lingualis membentuk lingkaran jaringan limfoid yang disebut cincin waldeyer berfungsi untuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dari luar dengan cara membunuhnya.
c.       Laringofaring (pars laringis) : bagian inferior yang menghubungkan laring dengan faring. Bagian paling bawah laring berhubungan dengan faring, terbentang antara hioid sampai esofagus.
Faring mendapat suplai darah dari A. faringika asendens cabangdari A. karotis interna dan A. faringika suprema cabang A. maksilaris interna. Persarafan pada faring dilakukan oleh fleksus faringikus dengan serabut-serabut dari trunkus simpatikus, saraf IX (N. glosofaringeus) dan saraf X (N. vagus)
Dinding faring terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a.       Tunika mukosa : sifatnya kuat dan elastic, behubungan longgar dengan tunika muskularis, melebar ke arah bawah secara relative.
b.      Tunika muskularis : terdiri dari otot berlapis, M. levatores dan M. konstriktores faringis (superior, medius, inferior)
c.       Tunika adventisia : gerakan perubahan faring pada peristiwa menelan dan berbicara.
Peristiwa menelan
Mekanisme kompleks faring melakukan gerakan menelan masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik, mendorong makanan ke esofagus dan tidak membahayakan pernapasan. Dalam hal ini terjadi penyilangan antara jalan makanan dengan jalan pernapasan. Jalan makanan masuk ke beakang dan jalan pernapasan masuk ke depan melewati epiglotis lateral melalui filiformis masuk ke esofagus.
Peristiwa menelan dibagi atas tiga bagian, yaitu :
a.       Stadium volunter : Bolus melalui tiang depan istmus fausium. Makanan siap untuk ditelan secara sadar. Makanan di dorong ke belakang mulut, oleh tekanan lidah ke atas dank e belakang oleh palatum. Lidah memaksa bolus makanan masuk ke faring. Proses  menelan hampir semuanya berjalan secara otomatis dan tidak dapat dihentikan.
b.      Stadium faringeal : Apabila bolus telah didorong ke belakang mulut, bolus akan merangsang reseptor menelan yang terletak di sekitar pintu faring melalui serangkaian kontraksi otot faring otomatis. Palatum mole didorong ke atas menutup faring posterior dengan mencegah refleks makanan ke dalam rongga hidung. Arkus palatofaringela tertarik ke tengah untuk saling berdekatan.
c.       Stadium esophageal : pada proses ini, proses menelan tidak disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/detik.
C.      Esophagus
Esophagus terletak di depan tulang belakang tapi di belakang tenggorokan dan jantung, pekerjaan utama tabung ini adalah untuk menyampaikan makanan, melalui kontraksi kecil yang disebut gerak peristaltik, dari sfingter di bagian bawah tenggorokan melalui sfingter lain di perut bawah. Peran lain dari kerongkongan dalam sistem pencernaan adalah untuk melumasi makanan dengan lendir sehingga membuatnya berjalan mulus ke usus.
Ketika terlibat dalam proses  menelan, sfingter awal ini terbuka sementara epiglotis yang berdekatan menutup trakea menuju paru-paru. Ini adalah pekerjaan pertama dari esofagus dalam sistem pencernaan – menjaga agar mereka makanan atau air tidak masuk ke bagian pernapasan. Setelah makanan telah membuat jalan ke kerongkongan, sphincter menutup dan epiglotis melepaskan cengkeramannya di trakea.
Ketika makanan bergerak menuruni sekitar 8 inci (sekitar 0,2 meter) esofagus, itu diisi oleh empat kontraksi lapisan jaringan yang dilapisi dengan lendir. Lapisan terdalam disebut tunica mukosa, diikuti oleh tunica submukosa, tunika muskularis dan, akhirnya, serosa tunika di luar. Ini luar dua lapisan kontraksi esofagus sampai makanan mencapai sfingter esofagus bagian bawah dan bisa masuk ke perut, tepat di bawah jantung. Peran dari dua lapisan dalam adalah untuk melembabkan makanan dan melindungi bagian luar dua lapisan.
Dalam esophagus belum terjadi penyerapan nutrisi atau adsorpsi, namun hanya terjadi pemecahan molekul makanan dari amilum menjadi glukosa.
 

Anatomi Lambung (Gaster)

Bagian Bagian Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a.      Bagian atas lambung disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b.     Bagian tengah lambung disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c.      Bagian bawah lambung disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otototot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). 
Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai proses pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini disebabkan oleh otot otot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Fungsi Asam lambung 
a.      Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b.     Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c.      Mengubah kelarutan garam mineral.
d.     Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
e.      Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
f.       Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekulmolekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.

1 komentar:

  1. The 12 best casinos in Washington State
    Casinos with the 서울특별 출장안마 best slot machines 나주 출장마사지 in 서귀포 출장마사지 Washington State, the only place to play casino games online! MGM National 하남 출장마사지 Harbor Casino & Hotel, Hollywood Casino at Charles 성남 출장마사지 Town

    BalasHapus